Bandara adalah salah satu objek vital sehingga rentan terhadap ancaman. Kerentanan bandara terhadap ancaman disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor strategis, operasional, dan logistik.
Karena bandara rentan terhadap berbagai ancaman, pihak keamanan bekerja keras untuk menjamin rasa aman bagi penumpang dan staf. Berikut adalah beberapa langkah dan strategi yang digunakan untuk menjaga keamanan di bandara:
1. Pemeriksaan Keamanan yang Ketat
Pemindaian Bagasi dan Penumpang: Semua bagasi dan penumpang harus melewati pemindaian dengan menggunakan mesin X-ray, detektor logam, dan pemindai tubuh untuk mendeteksi benda-benda berbahaya.
Pemeriksaan Manual: Jika pemindaian menunjukkan sesuatu yang mencurigakan, petugas keamanan akan melakukan pemeriksaan manual lebih lanjut.
2. Penggunaan Teknologi Canggih
Sistem Biometrik: Penggunaan teknologi biometrik seperti pemindai sidik jari dan pengenalan wajah membantu mengidentifikasi penumpang dengan lebih akurat dan cepat.
Sistem Pengawasan Video: Ribuan kamera pengawas dipasang di seluruh bandara untuk memantau aktivitas dan mendeteksi perilaku mencurigakan.
3. Personel Keamanan yang Terlatih
Petugas Keamanan Bandara (Avsec): Personel Avsec dilatih secara khusus untuk menangani berbagai situasi darurat dan ancaman keamanan.
Polisi dan Militer: Kehadiran polisi dan kadang-kadang personel militer di bandara membantu menangani ancaman yang lebih serius.
4. Prosedur Keamanan yang Ketat
Protokol Darurat: Bandara memiliki protokol darurat untuk berbagai jenis ancaman, termasuk evakuasi, lockdown, dan penanganan bahan berbahaya.
Koordinasi dengan Pihak Berwenang: Bandara bekerja sama dengan otoritas lokal, nasional, dan internasional untuk mengoordinasikan respons terhadap ancaman.
5. Keamanan Siber
Perlindungan Sistem IT: Bandara melindungi sistem IT mereka dengan firewall, enkripsi data, dan pemantauan siber untuk mencegah serangan cyber yang dapat mengganggu operasi bandara.
Pelatihan Kesadaran Siber: Staf bandara menerima pelatihan tentang cara mengidentifikasi dan merespons ancaman cyber.
6. Penanganan Bahan Berbahaya
Deteksi Bahan Peledak: Teknologi deteksi bahan peledak digunakan di berbagai titik pemeriksaan untuk mengidentifikasi dan mengamankan bahan berbahaya.
Protokol Bahan Kimia dan Biologis: Bandara memiliki protokol untuk menangani ancaman bahan kimia dan biologis, termasuk area karantina dan tim respons khusus.
7. Pengawasan dan Pemantauan
Patroli Rutin: Petugas keamanan melakukan patroli rutin di seluruh area bandara untuk mencegah dan merespons kegiatan mencurigakan.
Pengawasan Terhadap Perilaku: Tim khusus dilatih untuk memantau perilaku penumpang dan mendeteksi tanda-tanda potensi ancaman.
8. Kerja Sama Internasional
Berbagi Informasi Intelijen: Bandara bekerja sama dengan agen keamanan internasional untuk berbagi informasi tentang potensi ancaman.
Standar Keamanan Global: Bandara mengikuti standar keamanan global yang ditetapkan oleh organisasi seperti International Civil Aviation Organization (ICAO).
9. Edukasi dan Kesadaran Publik
Kampanye Keamanan: Bandara sering mengadakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran penumpang tentang pentingnya keamanan dan cara berperilaku selama pemeriksaan keamanan.
Informasi Tanda Bahaya: Informasi tentang tanda-tanda bahaya dan cara melaporkannya disebarluaskan melalui berbagai media di bandara.
Untuk mengatasi kerentanan ini, bandara harus terus beradaptasi dan meningkatkan langkah-langkah keamanan, termasuk penerapan teknologi canggih, pelatihan keamanan yang ketat, dan koordinasi yang efektif antara semua pihak yang terlibat dalam operasional bandara.